Minggu, 26 Agustus 2012

Go To Heaven


Tittle : Go To Heaven
Author : Pie Cherry
Genre : Hurt, romance
Rating : think by your self
Main Cast : -Park Chanyeol
-Park Soo Ra(YOU)
Note : FF gaje nan pendek gila  ini adalah FF yang paling aneh aku bikin, dan ceritanya juga sedikit lain dari yang lain..maaf ya kalo kalian kurang mengerti dengan FF ini XD sengaja buat seperti ini #APALOBILANG? but.. Happy reading ~ XD
********
**Park Soo Ra’s POV**
Beberapa kerikil melempar badanku..sakit. Yang lain hanya tersenyum puas dengan pupil mata yang membesar, darah terus berceceran dari tanganku dan sekujur tubuhku, aku ingin menangis..
Tuhan.aku ingin menangis..
Tiba-tiba seorang lelaki berjubah hitam datang padaku.. ia tersenyum puas sambil membawa benda tajam itu..sambil mengacungkan benda itu dia berkata “kau tidak berguna!” dan segera mengarahkan benda itu padaku..
Darah..
Badanku berdarah, aku merasakan perih ..tapi aku tetap tidak bisa menangis..
  “-Soo Ra..kemari nak..”panggil wanita asing itu..ia datang dari segerombolan orang yang telah mencaci makiku.
   “-E..Eomma?”
 “ya..kemarilah sayang..”
Dengan sedikit tenaga yang masih beredar ditubuhku, aku melangkah menuju wanita itu. Semuanya terasa sunyi, yang ada hanya suara langkahku yang terdengar asing , sambil berjalan, kulihat semua orang memandangku dengan hina. Dan wanita itu tersenyum …
Ia segera melingkarkan kedua tangannya tepat dileherku..dan…

“IBU!!!”
Kudapati diriku dikamar ini, kamar Soo Ra, itu aku. Kutatap jam weker yang masih menunjukkan 05.27, sekujur keringat membasahi tubuhku. Tadi itu , mimpi yang aneh..
Kuusap rambutku secara perlahan, terasa basah. Kurebahkan kembali tubuhku dengan kasar, entah kenapa semuanya terasa perih.
**
“kau tidak menghabiskan rotimu?”
Kutatap wajah Eomma dengan senyum simpul dibibirku, aku menggeleng.
“kenapa?” tanya wanita itu lagi dengan cemas, aku bahkan tidak menyangka dia masuk dalam mimpiku waktu itu. “entahlah..aku merasa roti itu membenciku..”jawabku pelan sambil meminum segelas susu hangat. Eomma hanya diam, ia menaruh tasku diatas meja.
“sekarang, waktunya kau kesekolah..”
~
Aku berjalan pelan, angin berhembus pelan mengibarkan beberapa helai rambut hitamku. kutatap taman indah itu. Sangat menyakitkan jika kuingat saat-saat Oppa dan aku bermain disana.
*Flashback*
  “Soo Ra.. kau itu anak yang ceria” kata Kyung Min sambil mengusap pelan rambut adiknya, Soo Ra.
“benarkah, Oppa?”
“ya..”

Kemudian semuanya terdengar sunyi, hanya suara gesekan besi karat dari sebuah ayunan milik Soo Ra yang terdengar.
  “Oppa..apa kau akan pergi?”tanya gadis kecil itu.
  “ya..”jawab Kyung Min pelan, nadanya terdengar melemah.
  “kenapa kau meninggalkan aku dan ibu sendiri?”
  “tenang saja, aku hanya pergi melihat ayah di kota sebelah..”
  “apa itu lama?”
Kyung Min yang berumur 16 tahun itu menghembuskan nafas pasrah, “kau ini kenapa? Aku takkan akan pergi jauh..”
  “apa kau yakin?” tanya Soo Ra kecil.
Hanya ada diam disosok itu, angin berhembus pelan. Kyung Min menatap langit biru, sudah lama ia tidak melihat ayahnya. Dia sangat merindukan lelaki yang sedang dikurung dalam tahanan penjara itu, ya, ayahnya adalah seorang narapidana yang dituduh Korupsi. Walaupun ia, ibu dan adiknya hidup secara berkecukupan tetapi hidup mereka sangat hampa..tanpa kepala keluarga.
  “Baiklah Soo Ra.. kau sudah buat tanganku lelah mendorongmu di ayunan ini..ayo turun”perintah Kyung Min dengan lembut pada adiknya. Soo Ra mengangguk dan segera melakukannya.
Kyung Min menatap mata coklat itu lekat-lekat, kemudian mengenggam tangan mungil itu.
  “Soo Ra..Oppa pergi dulu.. kau hati-hati ya..”bisiknya pelan.
  “kenapa Oppa harus terburu-buru?”tanya Soo Ra, matanya sudah mulai berair.
Kyung Min mengusap air mata itu. “jangan menangis..aku akan membencimu jika kau menangis..”
  “kau akan pulang kan?”tanya Soo Ra lagi. Kyung Min tersenyum.
 “tentu saja…”

~
Esoknya. Dipagi buta, Soo Ra menatap jasad Oppa-nya yang telah kaku. Gadis kecil itu hanya bisa diam, hatinya penuh dengan berbagai perasaan, Eomma terus menangis sambil memeluk perih tubuh anaknya yang penuh dengan simbahan darah. Kyung Min Oppa telah mati tertabrak..

Entah kenapa.. air mata itu tidak pernah jatuh..
*Flashback End*
**Author POV**
Chanyeol menatap keluar jendela, dilihatnya Soo Ra berjalan masuk kearah perpustakaan.
Dan Gadis itu segera menarik pintu agar bisa terbuka, wajahnya masih tetap yang seperti yang semalam, tanpa ekspresi. Chanyeol menyapa gadis itu dengan ramah.
“Soo Ra! Bagaimana kabarmu hari ini?”tanya lelaki itu sambil melambaikan tangannya, sungguh suara berat lelaki itu tidak cocok dengan tampangnya.
Yang ditanya hanya diam, kemudian mengambil beberapa buku untuk dibaca.
“seperti biasa..”jawab gadis itu singkat, Chanyeol menurunkan tangannya dengan pasrah, gadis itu tetap dingin seperti biasa.
Mereka sudah lama kenal, bahkan ketika pertama mereka masuk di SMA ini. Chanyeol termasuk laki-laki yang kurang bergaul, ia hanya suka duduk sambil membaca buku di perpustakaan yang sepi. Tapi terkadang lelaki itu juga merindukan sosok teman disampingnya. Sedangkan si Soo Ra adalah gadis yang kurang bergaul, ia juga suka duduk sambil membaca buku di perpustakaan tanpa memikirkan untuk mencari teman.
“Soo Ra..”panggil Chanyeol.
“ngg?”
“semalam aku masuk rumah sakit..”pelan lelaki itu.
Soo Ra berhenti membaca bukunya, ia menatap temannya itu dengan bingung dan cemas. “rumah sakit? Sudah berapa kali aku mendengar kau masuk rumah sakit.”
Chanyeol hanya mengangguk dengan senyum manis dibibirnya.
“sakit apa?”
“ah..tak perlu dipikirkan..cuma sakit biasa”tawa Chanyeol, Soo Ra memiringkan wajahnya sebentar “semoga kau cepat sembuh..Chanyeol”singkatnya.
**
Sudah sore, Chanyeol menatap keluar jendela. Beberapa lelaki seumuran dengannya sedang asik bermain bola. Mereka menghasilkan sebuah nada yang gembira, Chanyeol tersenyum.
Mungkin aku takkan akan pernah bisa..
  “Chanyeol..”panggil Soo Ra dari belakang.
“ng.. ya?”tanya lelaki itu.
“mau pulang?”
Chanyeol terdiam sejenak, “tidak..ah..ma,maksudku..iya”
“kau kenapa?”tanya Soo Ra bingung.
“bukan apa-apa..ayo kita pulang”
**
Sunyi, yang ada hanyalah suara langkah mereka berdua. Udara panas seolah terus terasa tanpa henti. Mereka hanya diam, sibuk dengan pikiran sendiri.
“Soo Ra.. apa kau menyukai seseorang?”tanya Chanyeol tiba-tiba, cukup membuat mata coklat itu melebar.
“kenapa kau menanyakan hal itu?”
Chanyeol berdeham, kemudian tertawa pelan. “tidak.bukan apa-apa”
“entahlah Chanyeol..aku bingung dengan perasaanku”jawab Soo Ra pelan.
“kenapa?”
“haruskah aku menjelaskannya ketika aku sendiri bingung untuk menjelaskannya?”
“ah.ya Mian” tawa Chanyeol.
Kembali sunyi, jalanan ini terasa sepi. Tidak adakah orang disini?
“Soo Ra..” panggil Chanyeol lagi.
“ng?”
“kalau ada orang yang menyukaimu.. bagaimana menurutmu?”
Soo Ra membisu, ia mengenggam erat kemeja sekolah yang sedang dikenakannya.
“mungkin aku bisa kasih pengecualian..”
“kau mau menerimanya?”tanya Chanyeol lagi.
Soo Ra memandang wajah lelaki disampingnya itu, wajah yang pucat dengan pantulan sinar matahari.
“mungkin..”jawab Soo Ra ragu.
“ada orang yang sedang menyukaimu saat ini” kata Chanyeol hampir berbisik.
Soo Ra melebarkan matanya sebentar, entah kenapa jantungnya berdegup kencang.
“siapa?”
Chanyeol menelan ludah, tapi ia berhasil membuat Soo Ra tak dapat melihat ekspresinya saat ini. Mungkin memang saatnya ia mengatakannya, karena waktu untuknya hanya sebentar.
“itu…”
Entah kenapa semuanya terasa berat diotak Chanyeol, rasa perih yang sangat meracuni paru-parunya. Nada pelan itu berubah menjadi nada yang mencekam, Soo Ra terkejut melihat Chanyeol mengenggam erat tangannya, lelaki itu terus menahan sakit.
Dan semuanya terasa gelap.
**Park Soo Ra POV**
Menangis? Apa aku menangis tuhan? Kenapa air mata ini tak pernah jatuh setetespun? Kenapa ? disaat yang seperti ini..
Chanyeol..Kumohon, bukalah matamu..
Masih terngiang jelas kata dokter waktu itu.
“waktu anak itu hanya 15 jam lagi..”
Kutatap wajah pucat itu, kuusap wajah lembutnya. Padahal, baru saja kita berbicara..
“Oppa..apakah Chanyeol akan pergi sama sepertimu?”
“Oppa..aku ingin menangis.. berikan aku air mata, selama ini aku selalu mencoba mencarinya..”
  “Oppa..kau mendengarku?”
Aku segera keluar dari ruangan itu, perasaanku campur aduk. Dada ini terasa amat sakit, badanku seolah hilang kekuatan, aku berlari menuju toilet. Kutarik kran air itu dengan terburu-buru. Kuambil airnya dan segera kuusapkan diseluruh wajahku, ketika aku melihat pantulan wajahku dicermin..
Mataku memerah, cairan bening itu terus berjatuhan dari pelupuk mataku. Inikah Air mata?
Kuusap air mataku dengan tergesa-gesa, aku tak percaya ini adalah air mata. Tapi air mata itu terus berjatuhan, semakin kuusap airnya semakin terus mengalir.
“Oppa.. apakah aku menangis?”
Kulihat jam tanganku, nyawa Chanyeol hanya beberapa jam lagi. Cairan bening itu jatuh tepat diatas jam ini, membuat jam itu terlihat kabur.
Oppa..aku ingin bersamamu.. bisakah aku mengganti nyawaku dengan Chanyeol, aku tak ingin lelaki itu pergi..Sebagai  gantinya, aku yang akan pergi bersamamu..Oppa.
Tiba-tiba suara asing terdengar ditelingaku, sebuah bisikan nan lembut yang dapat membuatku sedikit hilang kesadaran.
kau bisa mengganti nyawamu dengan lelaki itu.. genggamlah tangannya, dan gantikan ia untuk pergi kealam yang lain..”
Aku terdiam sejenak, kulihat wajah ini yang terasa beda dari yang lainnya. Mungkin inilah saatnya aku pergi.. Eomma.. maafkan aku.
Kuambil ponsel itu dan segera menelepon Eomma yang dirumah.
“Soo Ra? Ada apa nak?”tanya wanita itu disana.
Aku terdiam, mengatur nafasku yang terasa berat.
“Eomma.. Mianhaeyo..”
Tut..tut..tut.. kututup telepon dengan pelan, kembali kutatap wajahku yang sembab itu.
“Selamat tinggal dunia..”
**Author POV**
Semuanya terasa putih, tidak ada satupun orang yang dapat Chanyeol lihat saat itu, ia hanya duduk disebuah kursi taman yang panjang.
Dimana ini?
“-kau sedang dialam penentuan..”
Chanyeol terdiam, ia tersenyum pasrah-benar juga, sekarang aku sudah tidak diduniaku lagi..
“-ada seseorang yang akan menggantikanmu untuk pergi..”
Chanyeol terkisap, siapa yang menggantikanku untuk pergi?
Tiba-tiba sebuah cahaya putih kekuningan menyinari segalanya, terlihat sosok Soo Ra yang sedang berjalan dengan hati-hati.
Soo..Soo Ra?”gugup Chanyeol. “benarkah kau yang akan menggan…tidak..tidak mungkin!!”pekik Chanyeol.
“itu benar Chanyeol..”bisik Soo Ra pelan, terlukis senyum khas darinya.
kau tidak boleh pergi..” perintah Chanyeol dengan marah.
“aku harus pergi..biarlah aku yang menggantikanmu, biarlah kau masih dapat menghirup udara dunia.!” Balas Soo Ra.
Chanyeol membisu, ia mengepalkan seluruh tangannya.
“sudah saatnya aku pergi..Chanyeol,” Soo Ra tersenyum sebentar “selamat tinggal..” pelannya.
Soo Ra segera pergi kesebuah pintu besar nan indah itu, mungkin disitulah tempat manusia akan berpisah dengan dunianya. Tiba-tiba tangan besar itu mengenggam pelan tangan itu, Chanyeol menahan Soo Ra untuk pergi.
“Chanyeol.. biarkan..”
Tanpa menunggu saat-saat yang tertentu, Chanyeol segera memeluk tubuh gadis didepannya itu.
“Saranghamnida..”bisik lelaki itu pelan, Soo Ra terkisap dibalik tubuh besar Chanyeol, air matanya kembali berjatuhan, sungguh perasaan ini sangat susah ia jelaskan.
Chanyeol segera mengangkat tubuh Soo Ra, dikecupnya kening gadis itu yang sedang menangis pelan.
kita akan pergi bersama..”bisik lelaki itu.
Soo Ra tersenyum pelan, semuanya terasa ringan dihatinya.
Chanyeol membawa gadis itu sambil mengendongnya, inilah saat yang tepat untuk mereka.
Go To Heaven.. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Minggu, 26 Agustus 2012

Go To Heaven


Tittle : Go To Heaven
Author : Pie Cherry
Genre : Hurt, romance
Rating : think by your self
Main Cast : -Park Chanyeol
-Park Soo Ra(YOU)
Note : FF gaje nan pendek gila  ini adalah FF yang paling aneh aku bikin, dan ceritanya juga sedikit lain dari yang lain..maaf ya kalo kalian kurang mengerti dengan FF ini XD sengaja buat seperti ini #APALOBILANG? but.. Happy reading ~ XD
********
**Park Soo Ra’s POV**
Beberapa kerikil melempar badanku..sakit. Yang lain hanya tersenyum puas dengan pupil mata yang membesar, darah terus berceceran dari tanganku dan sekujur tubuhku, aku ingin menangis..
Tuhan.aku ingin menangis..
Tiba-tiba seorang lelaki berjubah hitam datang padaku.. ia tersenyum puas sambil membawa benda tajam itu..sambil mengacungkan benda itu dia berkata “kau tidak berguna!” dan segera mengarahkan benda itu padaku..
Darah..
Badanku berdarah, aku merasakan perih ..tapi aku tetap tidak bisa menangis..
  “-Soo Ra..kemari nak..”panggil wanita asing itu..ia datang dari segerombolan orang yang telah mencaci makiku.
   “-E..Eomma?”
 “ya..kemarilah sayang..”
Dengan sedikit tenaga yang masih beredar ditubuhku, aku melangkah menuju wanita itu. Semuanya terasa sunyi, yang ada hanya suara langkahku yang terdengar asing , sambil berjalan, kulihat semua orang memandangku dengan hina. Dan wanita itu tersenyum …
Ia segera melingkarkan kedua tangannya tepat dileherku..dan…

“IBU!!!”
Kudapati diriku dikamar ini, kamar Soo Ra, itu aku. Kutatap jam weker yang masih menunjukkan 05.27, sekujur keringat membasahi tubuhku. Tadi itu , mimpi yang aneh..
Kuusap rambutku secara perlahan, terasa basah. Kurebahkan kembali tubuhku dengan kasar, entah kenapa semuanya terasa perih.
**
“kau tidak menghabiskan rotimu?”
Kutatap wajah Eomma dengan senyum simpul dibibirku, aku menggeleng.
“kenapa?” tanya wanita itu lagi dengan cemas, aku bahkan tidak menyangka dia masuk dalam mimpiku waktu itu. “entahlah..aku merasa roti itu membenciku..”jawabku pelan sambil meminum segelas susu hangat. Eomma hanya diam, ia menaruh tasku diatas meja.
“sekarang, waktunya kau kesekolah..”
~
Aku berjalan pelan, angin berhembus pelan mengibarkan beberapa helai rambut hitamku. kutatap taman indah itu. Sangat menyakitkan jika kuingat saat-saat Oppa dan aku bermain disana.
*Flashback*
  “Soo Ra.. kau itu anak yang ceria” kata Kyung Min sambil mengusap pelan rambut adiknya, Soo Ra.
“benarkah, Oppa?”
“ya..”

Kemudian semuanya terdengar sunyi, hanya suara gesekan besi karat dari sebuah ayunan milik Soo Ra yang terdengar.
  “Oppa..apa kau akan pergi?”tanya gadis kecil itu.
  “ya..”jawab Kyung Min pelan, nadanya terdengar melemah.
  “kenapa kau meninggalkan aku dan ibu sendiri?”
  “tenang saja, aku hanya pergi melihat ayah di kota sebelah..”
  “apa itu lama?”
Kyung Min yang berumur 16 tahun itu menghembuskan nafas pasrah, “kau ini kenapa? Aku takkan akan pergi jauh..”
  “apa kau yakin?” tanya Soo Ra kecil.
Hanya ada diam disosok itu, angin berhembus pelan. Kyung Min menatap langit biru, sudah lama ia tidak melihat ayahnya. Dia sangat merindukan lelaki yang sedang dikurung dalam tahanan penjara itu, ya, ayahnya adalah seorang narapidana yang dituduh Korupsi. Walaupun ia, ibu dan adiknya hidup secara berkecukupan tetapi hidup mereka sangat hampa..tanpa kepala keluarga.
  “Baiklah Soo Ra.. kau sudah buat tanganku lelah mendorongmu di ayunan ini..ayo turun”perintah Kyung Min dengan lembut pada adiknya. Soo Ra mengangguk dan segera melakukannya.
Kyung Min menatap mata coklat itu lekat-lekat, kemudian mengenggam tangan mungil itu.
  “Soo Ra..Oppa pergi dulu.. kau hati-hati ya..”bisiknya pelan.
  “kenapa Oppa harus terburu-buru?”tanya Soo Ra, matanya sudah mulai berair.
Kyung Min mengusap air mata itu. “jangan menangis..aku akan membencimu jika kau menangis..”
  “kau akan pulang kan?”tanya Soo Ra lagi. Kyung Min tersenyum.
 “tentu saja…”

~
Esoknya. Dipagi buta, Soo Ra menatap jasad Oppa-nya yang telah kaku. Gadis kecil itu hanya bisa diam, hatinya penuh dengan berbagai perasaan, Eomma terus menangis sambil memeluk perih tubuh anaknya yang penuh dengan simbahan darah. Kyung Min Oppa telah mati tertabrak..

Entah kenapa.. air mata itu tidak pernah jatuh..
*Flashback End*
**Author POV**
Chanyeol menatap keluar jendela, dilihatnya Soo Ra berjalan masuk kearah perpustakaan.
Dan Gadis itu segera menarik pintu agar bisa terbuka, wajahnya masih tetap yang seperti yang semalam, tanpa ekspresi. Chanyeol menyapa gadis itu dengan ramah.
“Soo Ra! Bagaimana kabarmu hari ini?”tanya lelaki itu sambil melambaikan tangannya, sungguh suara berat lelaki itu tidak cocok dengan tampangnya.
Yang ditanya hanya diam, kemudian mengambil beberapa buku untuk dibaca.
“seperti biasa..”jawab gadis itu singkat, Chanyeol menurunkan tangannya dengan pasrah, gadis itu tetap dingin seperti biasa.
Mereka sudah lama kenal, bahkan ketika pertama mereka masuk di SMA ini. Chanyeol termasuk laki-laki yang kurang bergaul, ia hanya suka duduk sambil membaca buku di perpustakaan yang sepi. Tapi terkadang lelaki itu juga merindukan sosok teman disampingnya. Sedangkan si Soo Ra adalah gadis yang kurang bergaul, ia juga suka duduk sambil membaca buku di perpustakaan tanpa memikirkan untuk mencari teman.
“Soo Ra..”panggil Chanyeol.
“ngg?”
“semalam aku masuk rumah sakit..”pelan lelaki itu.
Soo Ra berhenti membaca bukunya, ia menatap temannya itu dengan bingung dan cemas. “rumah sakit? Sudah berapa kali aku mendengar kau masuk rumah sakit.”
Chanyeol hanya mengangguk dengan senyum manis dibibirnya.
“sakit apa?”
“ah..tak perlu dipikirkan..cuma sakit biasa”tawa Chanyeol, Soo Ra memiringkan wajahnya sebentar “semoga kau cepat sembuh..Chanyeol”singkatnya.
**
Sudah sore, Chanyeol menatap keluar jendela. Beberapa lelaki seumuran dengannya sedang asik bermain bola. Mereka menghasilkan sebuah nada yang gembira, Chanyeol tersenyum.
Mungkin aku takkan akan pernah bisa..
  “Chanyeol..”panggil Soo Ra dari belakang.
“ng.. ya?”tanya lelaki itu.
“mau pulang?”
Chanyeol terdiam sejenak, “tidak..ah..ma,maksudku..iya”
“kau kenapa?”tanya Soo Ra bingung.
“bukan apa-apa..ayo kita pulang”
**
Sunyi, yang ada hanyalah suara langkah mereka berdua. Udara panas seolah terus terasa tanpa henti. Mereka hanya diam, sibuk dengan pikiran sendiri.
“Soo Ra.. apa kau menyukai seseorang?”tanya Chanyeol tiba-tiba, cukup membuat mata coklat itu melebar.
“kenapa kau menanyakan hal itu?”
Chanyeol berdeham, kemudian tertawa pelan. “tidak.bukan apa-apa”
“entahlah Chanyeol..aku bingung dengan perasaanku”jawab Soo Ra pelan.
“kenapa?”
“haruskah aku menjelaskannya ketika aku sendiri bingung untuk menjelaskannya?”
“ah.ya Mian” tawa Chanyeol.
Kembali sunyi, jalanan ini terasa sepi. Tidak adakah orang disini?
“Soo Ra..” panggil Chanyeol lagi.
“ng?”
“kalau ada orang yang menyukaimu.. bagaimana menurutmu?”
Soo Ra membisu, ia mengenggam erat kemeja sekolah yang sedang dikenakannya.
“mungkin aku bisa kasih pengecualian..”
“kau mau menerimanya?”tanya Chanyeol lagi.
Soo Ra memandang wajah lelaki disampingnya itu, wajah yang pucat dengan pantulan sinar matahari.
“mungkin..”jawab Soo Ra ragu.
“ada orang yang sedang menyukaimu saat ini” kata Chanyeol hampir berbisik.
Soo Ra melebarkan matanya sebentar, entah kenapa jantungnya berdegup kencang.
“siapa?”
Chanyeol menelan ludah, tapi ia berhasil membuat Soo Ra tak dapat melihat ekspresinya saat ini. Mungkin memang saatnya ia mengatakannya, karena waktu untuknya hanya sebentar.
“itu…”
Entah kenapa semuanya terasa berat diotak Chanyeol, rasa perih yang sangat meracuni paru-parunya. Nada pelan itu berubah menjadi nada yang mencekam, Soo Ra terkejut melihat Chanyeol mengenggam erat tangannya, lelaki itu terus menahan sakit.
Dan semuanya terasa gelap.
**Park Soo Ra POV**
Menangis? Apa aku menangis tuhan? Kenapa air mata ini tak pernah jatuh setetespun? Kenapa ? disaat yang seperti ini..
Chanyeol..Kumohon, bukalah matamu..
Masih terngiang jelas kata dokter waktu itu.
“waktu anak itu hanya 15 jam lagi..”
Kutatap wajah pucat itu, kuusap wajah lembutnya. Padahal, baru saja kita berbicara..
“Oppa..apakah Chanyeol akan pergi sama sepertimu?”
“Oppa..aku ingin menangis.. berikan aku air mata, selama ini aku selalu mencoba mencarinya..”
  “Oppa..kau mendengarku?”
Aku segera keluar dari ruangan itu, perasaanku campur aduk. Dada ini terasa amat sakit, badanku seolah hilang kekuatan, aku berlari menuju toilet. Kutarik kran air itu dengan terburu-buru. Kuambil airnya dan segera kuusapkan diseluruh wajahku, ketika aku melihat pantulan wajahku dicermin..
Mataku memerah, cairan bening itu terus berjatuhan dari pelupuk mataku. Inikah Air mata?
Kuusap air mataku dengan tergesa-gesa, aku tak percaya ini adalah air mata. Tapi air mata itu terus berjatuhan, semakin kuusap airnya semakin terus mengalir.
“Oppa.. apakah aku menangis?”
Kulihat jam tanganku, nyawa Chanyeol hanya beberapa jam lagi. Cairan bening itu jatuh tepat diatas jam ini, membuat jam itu terlihat kabur.
Oppa..aku ingin bersamamu.. bisakah aku mengganti nyawaku dengan Chanyeol, aku tak ingin lelaki itu pergi..Sebagai  gantinya, aku yang akan pergi bersamamu..Oppa.
Tiba-tiba suara asing terdengar ditelingaku, sebuah bisikan nan lembut yang dapat membuatku sedikit hilang kesadaran.
kau bisa mengganti nyawamu dengan lelaki itu.. genggamlah tangannya, dan gantikan ia untuk pergi kealam yang lain..”
Aku terdiam sejenak, kulihat wajah ini yang terasa beda dari yang lainnya. Mungkin inilah saatnya aku pergi.. Eomma.. maafkan aku.
Kuambil ponsel itu dan segera menelepon Eomma yang dirumah.
“Soo Ra? Ada apa nak?”tanya wanita itu disana.
Aku terdiam, mengatur nafasku yang terasa berat.
“Eomma.. Mianhaeyo..”
Tut..tut..tut.. kututup telepon dengan pelan, kembali kutatap wajahku yang sembab itu.
“Selamat tinggal dunia..”
**Author POV**
Semuanya terasa putih, tidak ada satupun orang yang dapat Chanyeol lihat saat itu, ia hanya duduk disebuah kursi taman yang panjang.
Dimana ini?
“-kau sedang dialam penentuan..”
Chanyeol terdiam, ia tersenyum pasrah-benar juga, sekarang aku sudah tidak diduniaku lagi..
“-ada seseorang yang akan menggantikanmu untuk pergi..”
Chanyeol terkisap, siapa yang menggantikanku untuk pergi?
Tiba-tiba sebuah cahaya putih kekuningan menyinari segalanya, terlihat sosok Soo Ra yang sedang berjalan dengan hati-hati.
Soo..Soo Ra?”gugup Chanyeol. “benarkah kau yang akan menggan…tidak..tidak mungkin!!”pekik Chanyeol.
“itu benar Chanyeol..”bisik Soo Ra pelan, terlukis senyum khas darinya.
kau tidak boleh pergi..” perintah Chanyeol dengan marah.
“aku harus pergi..biarlah aku yang menggantikanmu, biarlah kau masih dapat menghirup udara dunia.!” Balas Soo Ra.
Chanyeol membisu, ia mengepalkan seluruh tangannya.
“sudah saatnya aku pergi..Chanyeol,” Soo Ra tersenyum sebentar “selamat tinggal..” pelannya.
Soo Ra segera pergi kesebuah pintu besar nan indah itu, mungkin disitulah tempat manusia akan berpisah dengan dunianya. Tiba-tiba tangan besar itu mengenggam pelan tangan itu, Chanyeol menahan Soo Ra untuk pergi.
“Chanyeol.. biarkan..”
Tanpa menunggu saat-saat yang tertentu, Chanyeol segera memeluk tubuh gadis didepannya itu.
“Saranghamnida..”bisik lelaki itu pelan, Soo Ra terkisap dibalik tubuh besar Chanyeol, air matanya kembali berjatuhan, sungguh perasaan ini sangat susah ia jelaskan.
Chanyeol segera mengangkat tubuh Soo Ra, dikecupnya kening gadis itu yang sedang menangis pelan.
kita akan pergi bersama..”bisik lelaki itu.
Soo Ra tersenyum pelan, semuanya terasa ringan dihatinya.
Chanyeol membawa gadis itu sambil mengendongnya, inilah saat yang tepat untuk mereka.
Go To Heaven.. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar